Cerita Owner Kutus Kutus Beli Kastil untuk Kantor di Belanda
Minyak Kutus-kutus yang disebut memiliki banyak khasiat untuk beraneka penyakit menjadi salah satu oleh-oleh yang kerap dibeli berasal dari Bali. Minyak Kutus-kutus kini sudah memiliki kantor internasional dalam bentuk kastil abad 16 di Amsterdam, Belanda dan berencana mengakses kantor kembali di San Francisco, Amerika Serikat.
Penemu ramuan Minyak Kutus-kutus Bali, Servasius Bambang Pranoto menyebut alasan belanja kastil karena mendambakan memberi efek bahwa produk asli Indonesia selanjutnya masuk ke Belanda secara terhormat, bukan produk yang ecek-ecek, dan produk yang elegan.
“Kita sedang cari position supaya singgah sebagai raja, kami kebanyakan singgah sebagai budak, makanya membeli kastil. Jadi membeli kastil benar-benar luas itu, kastil abad ke-16. Itu salah satu trik kita,” ujar Bambang waktu ditemui di kantornya di Gianyar, Bali beberapa waktu lalu.
“Dan supaya publik Belanda tahu, mohon maaf katanya orang Indonesia yang singgah ke Belanda tuh cuma koruptor. Makanya waktu aku berkenan membeli (kastil iti) berhadapan dengan lawyer yang nanya segala macem, duitnya berasal dari mana segala macam, yang secara halus nanya anda koruptor loh. Kita open-open aja,” imbuhnya Cerita mengenai Minyak Kutus-kutus, Salah Satu Minyak Terapi yang Ngehits .
Jika kantor di Amsterdam sudah berjalan, Bambang menjelaskan berencana mengakses kantor di San Fransisco, Amerika Serikat. Minyak Kutus-kutus termasuk tetap melakukan eksperimen untuk menghalau bau berasal dari Minyak Kutus-kutus dengan tujuan pasar Eropa.
Bambang menjelaskan Minyak Kutus-kutus sesungguhnya sudah dipakai berasal dari beberapa abad yang lalu oleh orang Indonesia, lebih-lebih ia pernah mendapatkan cara pembuatannya di relief Candi Borobudur. Ia mengaku cuma menemukannya kembali dengan pengepakan yang lebih modern.
Waktu ia menderita sakit lumpuh dan memiliki ide mengakibatkan minyak yang sesudah itu mengobati sakit-sakitnya. Ia yang berjiwa seniman itu mengaku terus melakukan eksperimen supaya produk minyaknya memiliki mutu yang bagus sebelum dijual. Pengalamannya bekerja di Philip Internasional membuatnya memiliki basic dalam pengelolaan bisnis minyak kutus kutus .
“Itu yang mengakibatkan basic kenapa Minyak Kutus-kutus cepat sekali, aku sudah berpengalaman, tapi kembali kembali bahwa apa pun kebolehan kita, itu menjadi tidak bermakna jikalau kami tidak memiliki produk yang excellent,” ujarnya Dari Musibah Jadi Berkah, Kisah Bambang Pranoto Ciptakan Minyak Kutus-Kutus .
Bambang termasuk menjelaskan Minyak Kutus-kutus diolah tidak mengfungsikan teknologi tinggi, tapi lebih banyak mengfungsikan tangan manusia. Bahkan ia menyebut pekerja di Minyak Kutus-kutus memiliki gaji dua kali lipat di atas UMR setempat.
“(Terjual) 24 ribu botol per hari dengan rate harga Rp 230 ribu. Jadi duit yang dimainkan per hari kurang lebih, silahkan hitung sendiri mas. Dan dengan cara sederhana, tidak membutuhkan teknologi yang tinggi, yah kaya orang tua pernah membuat bumbu,” ujarnya.
“Secara ongkos tidak mahal lah, yang mahal itu gimmicknya, kaya botol, kotak kardus, yah packaging-nya lah. Karena aku sesungguhnya mendambakan ada tipe seni yang rada gimana gitu. Dari bahan baku kami cobalah the highest possible,” imbuhnya.
Menurut Bambang, harga Minyak Kutus-kutus Bali selanjutnya tidak pernah naik dan turun sepanjang 7 tahun berdiri sejak 2013 dan berlaku di semua daerah Indonesia. Ia menjelaskan Minyak Kutus-kutus Bali sudah memiliki 50 ribu reseller dan hampir di semua kecamatan di Indonesia sudah ada reseller produk tersebut.
“Dan 90% konsumen pertama bakal menjadi konsumen tetap. Itu disinggung lho di awal konferensi (gerakan nasional) Bangga Buatan Indonesia, yang ngoceh tuh pak Luhut. Pak Luhut katanya berasal dari cucunya, menantunya, anaknya dan saya, keluarga dia sudah dikooptasi serupa kutus-kutus,” ujarnya.
Baca juga: distributor dan agen minyak kutus kutus
Banting Setir Bikin Masker, UMKM Kain Tenun Bali Ekspor ke 50 Negara
Sebagai informasi, Minyak Kutus-kutus Bali merupakan satu berasal dari tiga UMKM produk artisan yang rencananya bakal dipajang dalam peluncuran gerakan nasional Bangga Buatan Indonesia oleh Kementerian Perhubungan di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali kemarin. Namun tidak menjadi dihadirkan karena adanya pembatasan peserta.
Bambang dihadirkan dalam sarana briefing Bangga Lokal BCA usai acara peluncuran Bangga Buatan Indonesia 2021 secara virtual. Adapun Bangga Lokal merupakan program milik BCA yang satu visi dan untuk menopang gerakan Bangga Buatan Indonesia. BCA membidik mendampingi 500 UMKM Bali dalam program Bangga Lokal sepanjang bulan Januari 2021.
“Peran UMKM besar bagi perekonomian nasional, maka dengan program BBI ini kami berkomitmen memberi pendampingan (salah satunya) lewat webinar inspiratif lewat jaringan cabang (BCA) di Bali. Dan kemungkinan bakal malah di cabang lain untuk menopang gernas Bangga Buatan di Indonesia,” ujar Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja dalam pembukaan acara kemarin.
“Melalui Bangga Lokal yang berjalan sejak tahun lalu, sudah 185 yg kami adopsi. Jumlah ini diharapkan terus berkembang. Kami memfasilitasi UMKM tadi dengan program kredit UMKM yang menopang permodalan. Selain program permodalan, kami termasuk tempatkan infrastruktur pembayaran untuk mereka berwirausaha,” imbuhnya.