Ada 3 jenis citra gambar hawa bersumber pada kemiringan sumbu kameranya ialah:
Gambar Vertikal
Posisi sumbu kamera terletak dalam posisi vertikal dengan zona yang dipotret, sehingga zona yang ter- cover tidak sangat luas.
Jenis gambar vertikal ialah jenis yang kerap digunakan buat membuat orthophotos, dalam artian gambar memiliki nilai koordinat sehabis dicoba proses koreksi geometrik. Oleh karenanya jenis gambar vertikal banyak digunakan oleh orang- orang di bidang pemetaan dan yang memerlukan peta yang bersumber dari hasil gambar hawa.
Gambar Miring Rendah Jasa Foto Udara
Bila pada jenis gambar vertikal, sumbu kamera tegak lurus( vertikal) dengan objek yang hendak dipotret, hingga pada gambar miring rendah, sumbu kamera terbuat miring dengan sudut lebih dari 3 derajat.
Dengan penempatan sumbu kamera yang miring, zona pertemuan antara permukaan bumi serta langit hendak nampak.
Gambar Miring Tinggi
Sama halnya dengan jenis gambar miring rendah, jenis gambar miring besar memiringkan sumbu kamera, tetapi dengan sudut kemiringan yang lebih besar, ialah dekat 60 derajat.
Dengan sudut kemiringan sumbu kamera yang lebih besar, cakupan zona hendak terpotret lebih luas beserta kenampakan cakrawala yang turut terekam.
Kelebihan Citra Gambar Hawa Buat Pemetaan
Wahana yang digunakan buat pengambilan gambar hawa buat kepentingan pemetaan semacam contohnya drone, dioperasikan pada ketinggian terbang yang lebih rendah dari posisi awan terletak, sehingga gambar yang dihasilkan leluasa dari awan, yang mempermudah proses interpretasi bermacam objek yang ada pada gambar hawa tersebut.
Tidak hanya itu, kelebihan dari gambar hawa ialah tampilan gambar lebih perinci dibanding dengan wahana lain semacam pesawat terbang serta pula satelit observasi bumi. Dikala ini citra satelit dengan resolusi spasial paling tinggi yang dijual secara komersial ialah Citra Satelit WorldView- 3, WorldView- 4, serta nantinya menyusul Citra Satelit Pleiades Neo dan Citra Satelit WorldView Legion, memiliki resolusi spasial menggapai 30 centimeter dalam posisi nadir, sebaliknya gambar hawa yang dipotret oleh drone memiliki resolusi spasial lebih besar lagi yang bermacam- macam bergantung ketinggian terbang.
Kelemahan Gambar Hawa buat Pemetaan
Gambar hawa hasil satu kali pemotretan mencakup zona yang kecil bila dibanding dengan wahana satelit, oleh sebab itu bila zona order berdimensi luas hingga hendak banyak sekali gambar hawa yang dihasilkan, sehingga proses penggabungan potret- potret tersebut jadi satu kesatuan dan proses pengolahan yang lain hendak membutuhkan waktu yang lumayan memakan waktu. Tidak hanya itu, dengan resolusi spasial yang besar dan jumlah gambar yang wajib diolah sangatlah banyak, hingga dibutuhkan pc dengan spesifikasi yang sangat mumpuni buat mencernanya.
Aspek cuaca pula sangat pengaruhi pengambilan gambar hawa pada zona order, semacam misalnya tingkatan kecepatan angin. Angin yang bertiup kencang hendak pengaruhi tingkatan kestabilan wahana berbobot ringan semacam drone, sehingga hendak menimbulkan hasil pemotretan jadi kurang baik.
Pengambilan gambar hawa pula wajib dibarengi dengan pengambilan titik kontrol lapangan ataupun Ground Control Point( GCP) buat membetulkan tingkatan akurasi hasil gambar hawa hasil pemotretan. Perihal ini berbeda dengan citra satelit, dimana akurasi posisi citra satelit spesialnya yang memiliki resolusi spasial sangat besar telah lumayan baik, apalagi tanpa pemakaian titik kontrol lapangan sekalipun( buat zona yang datar).
Baca Juga : Metode Membuat Power Point yang Menarik, Sesuai buat Para Profesional
Dari aspek bayaran juga, dibutuhkan anggaran yang tidak sedikit, mulai dari pembelian wahana ataupun penyewaan wahana serta pilot dan operatornya( bila wahananya pesawat terbang ataupun helikopter), pengurusan izin buat melaksanakan pemotretan di zona tersebut, bayaran mobilitas serta akomodasi untuk para operator, dan bermacam bayaran terduga di lapangan yang lain.